Osteoarthritis

 


Osteoarthritis

Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif paling sering ditemukan dan menjadi penyebab utama nyeri serta disabilitas pada populasi dewasa dan lanjut usia. Penyakit ini ditandai oleh kerusakan progresif kartilago artikular, perubahan tulang subkondral, pembentukan osteofit, serta inflamasi sinovial derajat rendah. Artikel ini membahas osteoarthritis secara komprehensif meliputi definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, tatalaksana, dan edukasi pasien.

1. Definisi

Osteoarthritis adalah penyakit sendi kronik yang ditandai oleh degenerasi kartilago artikular, disertai perubahan struktural pada tulang subkondral, kapsul sendi, ligamen, dan membran sinovial, yang menyebabkan nyeri, kaku sendi, dan penurunan fungsi sendi.

2. Etiologi

Etiologi osteoarthritis bersifat multifaktorial dan melibatkan interaksi faktor mekanik, biologis, serta genetik. Faktor-faktor penyebab antara lain:

  • Usia: Risiko meningkat seiring bertambahnya usia akibat penurunan kemampuan regenerasi kartilago.

  • Jenis kelamin: Lebih sering pada perempuan, terutama pascamenopause.

  • Genetik: Riwayat keluarga meningkatkan risiko OA.

  • Beban mekanik berlebih: Obesitas, aktivitas fisik berat, atau pekerjaan dengan tekanan berulang pada sendi.

  • Cedera sendi sebelumnya: Trauma, fraktur intraartikular, atau cedera ligamen.

  • Kelainan anatomi: Malalignment sendi seperti genu varum atau genu valgum.

3. Patofisiologi

Patofisiologi osteoarthritis melibatkan ketidakseimbangan antara proses degradasi dan sintesis matriks kartilago. Stres mekanik berlebihan memicu aktivasi kondrosit untuk melepaskan enzim proteolitik seperti matrix metalloproteinases (MMPs) dan sitokin proinflamasi (IL-1β, TNF-α). Akibatnya terjadi degradasi kolagen tipe II dan proteoglikan.

Kerusakan kartilago menyebabkan peningkatan tekanan pada tulang subkondral, yang kemudian mengalami sklerosis dan pembentukan kista. Proses reparatif tulang memicu pembentukan osteofit di tepi sendi. Inflamasi sinovial derajat rendah turut berperan dalam timbulnya nyeri dan kekakuan sendi.

4. Manifestasi Klinis

Gejala klinis osteoarthritis berkembang secara perlahan dan progresif, meliputi:

  • Nyeri sendi yang memberat saat aktivitas dan membaik dengan istirahat

  • Kekakuan sendi, terutama pada pagi hari atau setelah imobilisasi (biasanya < 30 menit)

  • Krepitasi saat pergerakan sendi

  • Penurunan rentang gerak sendi

  • Deformitas sendi pada stadium lanjut

  • Pembesaran tulang pada sendi tertentu, misalnya nodus Heberden dan Bouchard pada jari tangan

5. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik bertujuan menilai nyeri, fungsi, dan perubahan struktural sendi. Temuan yang sering dijumpai antara lain:

  • Nyeri tekan pada sendi yang terkena

  • Krepitasi saat digerakkan secara pasif maupun aktif

  • Penurunan rentang gerak sendi

  • Pembesaran tulang atau deformitas sendi

  • Efusi sendi ringan pada beberapa kasus

  • Kelemahan otot sekitar sendi akibat disuse

6. Pemeriksaan Penunjang

6.1 Pemeriksaan Radiologis

Pemeriksaan radiografi polos merupakan modalitas utama dalam diagnosis osteoarthritis. Temuan khas meliputi:

  • Penyempitan celah sendi

  • Osteofit marginal

  • Sklerosis tulang subkondral

  • Kista subkondral

6.2 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium umumnya dalam batas normal dan digunakan untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti artritis reumatoid atau infeksi sendi.

6.3 Pemeriksaan Lain

MRI dapat digunakan pada kasus tertentu untuk menilai kerusakan kartilago, tulang subkondral, dan jaringan lunak sekitar sendi.

7. Tatalaksana

Tatalaksana osteoarthritis bersifat multimodal dan bertujuan mengurangi nyeri, mempertahankan fungsi sendi, serta meningkatkan kualitas hidup pasien.

7.1 Non-Farmakologis

  • Edukasi pasien dan keluarga

  • Penurunan berat badan pada pasien obesitas

  • Latihan fisik teratur (latihan penguatan otot, fleksibilitas, dan aerobik ringan)

  • Fisioterapi dan terapi okupasi

  • Penggunaan alat bantu seperti tongkat atau knee brace bila diperlukan

7.2 Farmakologis

  • Analgesik sederhana (parasetamol)

  • Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), topikal atau oral

  • Injeksi kortikosteroid intraartikular pada nyeri berat

  • Injeksi asam hialuronat pada indikasi tertentu

7.3 Tindakan Operatif

Tindakan bedah dipertimbangkan pada osteoarthritis stadium lanjut dengan nyeri berat dan keterbatasan fungsi yang tidak responsif terhadap terapi konservatif, seperti osteotomi korektif atau artroplasti sendi.

8. Edukasi Pasien

Edukasi merupakan komponen penting dalam penatalaksanaan osteoarthritis. Pasien perlu diberikan pemahaman bahwa OA adalah penyakit kronik yang dapat dikendalikan. Edukasi meliputi:

  • Pentingnya aktivitas fisik teratur dan modifikasi gaya hidup

  • Pengendalian berat badan

  • Kepatuhan terhadap terapi

  • Teknik perlindungan sendi dan manajemen nyeri

9. Kesimpulan

Osteoarthritis adalah penyakit sendi degeneratif yang kompleks dengan dampak signifikan terhadap kualitas hidup pasien. Pemahaman yang baik mengenai aspek klinis dan penatalaksanaannya memungkinkan pendekatan terapi yang komprehensif dan individual, sehingga dapat memperlambat progresivitas penyakit dan meningkatkan fungsi serta kesejahteraan pasien.


======================

Ahmad 

Residen Bedah

https://www.youtube.com/@ahmadsetyadi

Comments