Penyakit yang Sering Terjadi Akibat Bencana: Penyebab, Dampak, dan Upaya Pencegahannya
Bencana alam seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor, tsunami, ataupun letusan gunung berapi tidak hanya menyebabkan kerusakan fisik dan kehilangan harta benda, tetapi juga membawa risiko meningkatnya berbagai penyakit. Kondisi lingkungan yang berubah drastis, keterbatasan sanitasi, hingga akses kesehatan yang terganggu menjadi faktor utama munculnya masalah kesehatan pascabencana. Artikel ini membahas penyakit-penyakit yang sering terjadi setelah bencana serta langkah pencegahannya.
1. Penyakit Menular Melalui Air (Waterborne Diseases)
a. Diare
Infeksius
Ketika sumber air
bersih tercemar oleh limbah, sampah, atau kotoran, kasus diare meningkat tajam.
Anak-anak merupakan kelompok paling rentan. Penyebabnya meliputi bakteri (E.
coli, Shigella), virus (rotavirus), atau parasit (Giardia).
b. Kolera
Penularannya berlangsung cepat pada kondisi
sanitasi buruk. Gejalanya berupa diare berat seperti air cucian beras, muntah,
dan dehidrasi cepat.
c. Hepatitis A & E
Disebabkan oleh virus yang menyebar melalui
makanan atau air yang terkontaminasi.
2. Penyakit
Menular Melalui Nyamuk (Vector-Borne Diseases)
Setelah bencana,
banyak genangan air yang menjadi tempat berkembangbiak nyamuk.
a. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Genangan air
akibat banjir mempercepat pertumbuhan Aedes aegypti.
b. Malaria
Pada daerah
endemis, kerusakan tempat tinggal memaksa masyarakat tidur tanpa perlindungan,
meningkatkan risiko gigitan nyamuk malaria.
c. Chikungunya
Gejalanya mirip
DBD, tetapi lebih dominan pada nyeri sendi.
3. Penyakit
Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA)
Kondisi
pengungsian yang padat, ventilasi buruk, dan cuaca dingin memicu peningkatan
kasus ISPA, seperti:
- Pilek dan batuk
- Pneumonia
- Influenza
- Anak-anak dan lansia paling rentan mengalami komplikasi berat.
4. Penyakit
Kulit
Kurangnya air
bersih, kebersihan badan terabaikan, dan pakaian yang lembab menyebabkan:
- Dermatitis
- Infeksi jamur (tinea)
- Skabies
- Infeksi bakteri pada kulit
5. Penyakit
Non-Infeksi
a. Luka dan
Infeksi Luka
Korban sering
mengalami luka terbuka akibat reruntuhan atau benda tajam. Bila tidak segera
ditangani, dapat berkembang menjadi infeksi berat hingga sepsis.
b. Gangguan Kesehatan Kronis
Akses obat yang
terganggu menyebabkan perburukan penyakit seperti:
- Hipertensi
- Diabetes
- Jantung
c. Gangguan Mental
Trauma psikologis pascabencana dapat
menyebabkan:
- PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder)
- Cemas dan panik
- Depresi
6. Penyakit yang Berkaitan dengan
Polusi dan Asap
Khusus pada bencana seperti kebakaran hutan
atau letusan gunung berapi, paparan asap dan abu menyebabkan:
- Iritasi mata
- Gangguan pernapasan
- Asma kambuh
- Bronkitis
Upaya Pencegahan Penyakit
Pascabencana
- Penyediaan air bersih dan sanitasi (chlorinasi, distribusi air galon, toilet darurat).
- Edukasi kebersihan: cuci tangan, kebersihan makanan, penggunaan air matang.
- Pengendalian vektor: fogging, eliminasi genangan air, penggunaan kelambu.
- Perbaikan tempat pengungsian: ventilasi cukup, tidak terlalu padat.
- Pemberian vaksinasi bila diperlukan (misal vaksin kolera atau hepatitis).
- Pemantauan kesehatan rutin oleh tenaga medis.
- Dukungan mental melalui konseling atau layanan psikososial.
Kesimpulan
Penyakit pascabencana dapat berdampak luas dan cepat menyebar, terutama bila sanitasi buruk dan fasilitas kesehatan tidak optimal. Upaya pencegahan, deteksi dini, serta penanganan cepat sangat penting untuk melindungi kesehatan masyarakat. Dengan koordinasi yang baik antara masyarakat, pemerintah, dan tenaga kesehatan, dampak kesehatan pascabencana dapat diminimalisir.
======================
Ahmad
Residen Bedah
https://www.youtube.com/@ahmadsetyadi
https://lynk.id/ahmadsetyadi3

Comments
Post a Comment
Mohon kritik dsn saran yang membangun dari pembaca