Acute Coronary Syndrome (ACS) atau Sindrom Koroner Akut (SKA)

Image by mohamed Hassan from Pixabay



 Acute coronary syndrome (ACS) atau sindrom coroner akut (SKA) adalah kondisi yang mengancam nyawa dimana terjadi gangguan atau sumbatan pada arteri coroner dan dapat terjadi kapan saja. Lebih dari 1,4 juta orang dirawat di rumah sakit di Amerika Serikat setiap tahun akibat penyakit ini. Dalam setahun setelah infark miokard pertama, 19% pria dan 26% wanita meninggal.

Lebih dari 90% ACS menyebabkan gangguan pada plak aterosklerosis kemudian terjadi agregasi platelet dan terbentuknya thrombus intrakoroner. Thrombus mengubah are plaq tadi menyempit menjadi oklusi berat atau komplit, dan menyebabkan aliran darah terganggu sehingga terjadi ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen miokard. Thrombus yang mengalami oklusi parsial merupakan tipikal penyebab dari unstable angina pectoris (UAP) dan non-ST-elevation myocardial infarction (NSTEMI). Apabila thrombus secara komplit atau total menyumbat arteri coroner, maka akan mengakibatkan iskemia berat dan nekrosis, yang merupakan gambaran dari ST-elevation myocardial infarction (STEMI).

Ringkasnya, ACS ini terbagi menjadi tiga jenis, yaitu unstable angina pectoris (UAP), non-ST-elevation myocardial infarction (NSTEMI) dan ST-elevation myocardial infarction (STEMI).

Rupture plak aterosklerosis dianggap sebagai penyebab utama terjadinya thrombosis coroner. Penyebab disrupsi plak itu adala faktor kimiawi yang mengganggu kestabilan lesi aterosklerosis dan stress fisik pada lesi tersebut. ACS terjadi akibat pemicu tertentu, seperti aktivitas fisik berat atau kondisi emosional. Aktivasi system saraf simpatis pada kondisi tersebut meningkatkan tekanan darah, denyut jantung, dan kontraksi ventrikel (kegiatan yang dapat memperberat lesi aterosklerosis), yang kemudian menyebabkan plak rupture.

Setelah plak rupture, pembentukan thrombus dipicu seperti terlihat pada skema di bawah.

Mekanisme terbentuknya thrombus coroner

Mekanisme selain terbentuknya thrombosis akut yang menyebabkan infark miokard akut tergolong jarang. Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan usia muda atau orang tanpa faktor risiko aterosklerosis. Sebagai contoh, emboli akibat proses mekanik atau katup jantung yang terinfeksi dapat tersangkut di sirkulasi coroner, inflamasi dari vasculitis akut dapat menyebabkan oklusi coroner, atau pasien dengan gangguan jaringan ikat, atau wanita peripartum, dan lain-lain

Penyebab Miokard Infark

·         Rupture plak aterosklerosis dengan thrombus

·         Sindrom vasculitis

·         Emboli coroner (dari endocarditis, katup jantung artifisial)

·         Kelainan kongenital arteri coroner

·         Aneurisme atau trauma coroner

·         Diseksi arteri coroner spontan

·         Spasme arteri coroner berat

·         Peningkatan viskositas darah (polisitemia vera, trombositosis)

·         Peningkatan kebutuhan oksigen miokard

 

Gejala-gejala dan hasil pemeriksaan fisik dari infark miokard akut dapat diprediksi dari patofisiologi yang terlah dijelaskan sebelumnya dan dirangkum pada table berikut.

Tanda dan Gejala Infark Miokard

1.       Nyeri yang khas

·         Berat, persisten, tipikal di substernal

2.       Efek simpatis

·         Diaphoresis

·         Kulit yang dingin dan basah

3.       Efek parasimpatik (vagal)

·         Mual, muntah

·         Lemah

4.       Respons inflamasi

·         Demam ringan

5.       Temuan di jantung

·         Suara S4 (dan S3 jika ada disfungsi sistolik) gallop

·         Dyskinetic bulge (infark miokard di anterior)

·         Murmur sistolik (jika regurgitasi mitral atau VSD)

6.       Lain-lain

·         Rongki (jika ada gagal jantung)

·         Distensi vena jugular (jika gagal jantung atau infark miokard ventrikel kanan)

 

Temuan dari pemeriksaan EKG abnormal terjadi pada ACS. Ringkasnya dapat dilihat di table di bawah ini.

Ciri-ciri

UAP

Infark Miokard

NSTEMI

STEMI

Gejala khas

Gejala berat angina

Nyeri dada seperti ditekan, lebih berat dari angina

Serum biomarker

Tidak

Ya

Ya

Temuan awal EKG

ST depresi dan/atau T inversi

ST depresi dan/atau T inversi

ST elevasi (dan muncul Q wave)

 sumber: Leonard S. Lilly. Pathophysiology of Heart Disease Sixth Edition.

Comments