Trauma Tumpul Thoraks dengan Hemodinamik Tidak Stabil: Patofisiologi, Diagnosis, dan Penatalaksanaan
| Thoraks dengan Hemothorax dextra |
Trauma tumpul thoraks merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada kasus cedera berat. Ketika pasien datang dengan hemodinamik tidak stabil, kondisi tersebut menjadi situasi gawat darurat yang membutuhkan penilaian cepat serta penanganan agresif. Keterlambatan diagnosis dapat berakibat fatal karena cedera pada organ intrathorakal dapat menyebabkan gangguan ventilasi maupun perfusi yang signifikan.
1. Konsep dan Patofisiologi
Trauma tumpul thoraks umumnya terjadi akibat:
- Kecelakaan lalu lintas
- Benturan langsung pada dada
- Cedera akibat jatuh
- Cedera olahraga atau kompresi dada
Energi yang diterima dapat menyebabkan kerusakan struktur intrathorakal, termasuk:
- Paru-paru
- Pembuluh darah besar
- Jantung
- Dinding dada
Hemodinamik menjadi tidak stabil akibat:
- Kehilangan darah besar (hemothorax masif)
- Gangguan pengisian jantung (tension pneumothorax, tamponade jantung)
- Disfungsi pompa jantung (kontusio jantung berat)
Ketiga mekanisme ini dapat menyebabkan syok yang berpotensi mengancam nyawa dalam hitungan menit.
2. Penyebab Utama Hemodinamik Tidak Stabil pada Trauma Thoraks
Berikut kondisi intrathorakal yang paling sering menyebabkan instabilitas:
a. Tension Pneumothorax
Udara terperangkap dalam rongga pleura menyebabkan kolaps paru dan penekanan mediastinum. Hal ini menghambat venous return dan menurunkan cardiac output.
Tanda klinis:
- Sesak berat
- Distensi vena leher
- Deviasi trakea
- Hipotensi
- Bunyi napas menurun
b. Massive Hemothorax
Terjadi ketika >1500 mL darah mengisi rongga pleura atau >200 mL/jam terus-menerus melalui chest tube.
Penyebab: robekan pembuluh interkostal, arteri mammaria interna, atau luka pada parenkim paru.
c. Cardiac Tamponade
Akumulasi darah dalam perikardium menyebabkan hambatan pengisian ventrikel.
Trias Beck:
Hipotensi
JVP meningkat
Bunyi jantung melemah
d. Kontusio Jantung Berat
Cedera miokard yang mengganggu kontraktilitas sehingga menurunkan perfusi sistemik.
e. Flail Chest dengan Kontusio Paru
Gerakan paradoks dinding dada + cedera parenkim paru menyebabkan hipoksia dan gagal napas.
3. Pendekatan Diagnosis
Pada pasien tidak stabil, prinsip utama adalah “treat first, diagnose later”. Pemeriksaan yang dilakukan harus cepat dan langsung berdampak pada penanganan.
a. Primary Survey (ABCDE)
- A: Pastikan jalan napas
- B: Penilaian pernapasan (palpasi, inspeksi, perkusi, auskultasi)
- C: Evaluasi perfusi, nadi, kapiler, tekanan darah
- D: Status neurologis
- E: Paparan total untuk mencari cedera lain
b. USG (FAST dan E-FAST)
Sangat krusial dalam mendeteksi:
- Hemothorax
- Pneumothorax
- Cairan perikardial
c. Foto Toraks Portable
Dapat membantu mengenali deviasi mediastinum, efusi besar, atau fraktur iga.
4. Penatalaksanaan
Prioritas utama adalah menyelamatkan nyawa dengan menangani kondisi yang mengancam secara langsung.
a. Tension Pneumothorax
Tindakan segera:
- Needle decompression (jarum besar pada ICS 2 linea midklavikula)
- Dilanjutkan dengan pemasangan chest tube (ICS 4–5 midaksilaris)
b. Massive Hemothorax
- Pemasangan chest tube segera
- Resusitasi cairan dan transfusi
- Pertimbangkan thoracotomy emergensi bila:
- Drainage awal >1500 mL
- Drainage kontinu >200 mL/jam selama 3 jam
c. Cardiac Tamponade
- Perikardiocentesis emergensi
- Bila penyebab trauma penetrans atau perdarahan besar → thoracotomy
d. Kontusio Jantung
- Monitoring ketat
- Dukungan inotropik bila perlu
- Penanganan aritmia
e. Flail Chest / Kontusio Paru
- Analgesia agresif
- Ventilasi mekanik bila hipoksia
- Terapi cairan hati-hati
Resusitasi Tambahan
- Fluid resuscitation (balanced crystalloids)
- Transfusi berdasarkan protokol trauma (1:1:1 PRC:FFP:Platelet)
- Vasopressor bila syok refrakter setelah resusitasi cairan
- Kendalikan hipoksia dan asidosis
5. Komplikasi
Pasien dengan trauma thoraks berat rentan terhadap:
- Gagal napas
- ARDS
- Syok hemoragik
- Aritmia letal
- Infeksi nosokomial
- Disfungsi multi-organ
Deteksi dan penanganan dini sangat berpengaruh terhadap prognosis.
6. Kesimpulan
Trauma tumpul thoraks dengan hemodinamik tidak stabil adalah kondisi kritis yang memerlukan resusitasi cepat, diagnosis fokus, dan intervensi segera. Identifikasi penyebab yang mengancam nyawa—seperti tension pneumothorax, hemothorax masif, dan tamponade jantung—merupakan kunci menurunkan angka mortalitas. Pendekatan sistematis dengan prinsip ATLS, penggunaan E-FAST, serta tindakan emergensi yang tepat dapat menyelamatkan nyawa pasien secara signifikan.
======================
Ahmad
Residen Bedah
https://www.youtube.com/@ahmadsetyadi
https://lynk.id/ahmadsetyadi3
Comments
Post a Comment
Mohon kritik dsn saran yang membangun dari pembaca