Mengenal Keloid: Luka yang Tumbuh Berlebihan
Apa itu Keloid?
Keloid adalah pertumbuhan jaringan parut (jaringan penyembuhan luka) yang berlebihan dan melampaui batas luka asli. Keloid bisa terbentuk setelah luka kecil seperti jerawat, tindik, suntikan, atau operasi. Bentuknya bisa besar, menonjol, mengkilat, dan biasanya berwarna merah muda hingga cokelat tua tergantung warna kulit.
Menurut buku Ilmu Bedah Plastik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, keloid termasuk dalam kategori kelainan proses penyembuhan luka, tepatnya fase remodeling atau pematangan jaringan. Pada penderita keloid, tubuh secara berlebihan memproduksi kolagen tipe III (yang biasanya hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk penyembuhan luka), sehingga terbentuk jaringan parut yang menonjol.
1. Gejala Keloid
2. Benjolan yang tumbuh di atas luka lama
3. Gatal atau nyeri
4. Terus membesar meski luka sudah lama sembuh
5. Permukaan mengkilat dan keras saat diraba
6. Tidak pernah mengempis dengan sendirinya
Penyebab dan Faktor Risiko
Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terbentuknya keloid, antara lain:
1. Faktor genetik: Riwayat keluarga dengan keloid
2. Warna kulit: Lebih sering terjadi pada orang dengan kulit gelap
3. Letak luka: Lebih sering terjadi di area dada atas, bahu, punggung, dan daun telinga
4. Jenis luka: Tindik, suntikan, luka gores, jerawat, luka bedah
Perbedaan Keloid dan Bekas Luka Biasa
Keloid berbeda dari bekas luka hipertrofik. Bekas luka hipertrofik juga menonjol, tetapi tidak melebihi batas luka asli dan biasanya bisa mengecil seiring waktu. Sementara keloid terus tumbuh dan meluas di luar batas luka.
Apakah Keloid Berbahaya?
Keloid tidak bersifat kanker, tapi bisa menimbulkan keluhan kosmetik dan emosional karena bentuknya yang mencolok. Pada beberapa kasus, keloid bisa terasa sangat gatal, nyeri, atau mengganggu gerakan jika berada di dekat persendian.
Pilihan Pengobatan
Menurut panduan Bedah Plastik FKUI, beberapa metode pengobatan keloid meliputi:
1. Suntikan kortikosteroid intralesi (misalnya triamcinolone) – efektif mengurangi ukuran dan keluhan keloid.
2. Laser – terutama laser pulsasi dye (PDL) untuk mengurangi warna merah dan ukuran.
3. Operasi eksisi – mengangkat keloid, namun berisiko tinggi kambuh, terutama jika tidak disertai terapi tambahan.
4. Tekanan atau silikon gel – digunakan setelah operasi untuk mencegah kambuh.
5. Radiasi lokal – bisa digunakan pasca-eksisi, terutama pada keloid yang sangat membandel.
Pencegahan
Hindari tindakan yang bisa memicu luka (seperti tindik atau tato) jika memiliki riwayat keloid.
Gunakan penutup luka yang baik dan perawatan luka yang tepat.
Untuk orang dengan riwayat keloid, berkonsultasilah dengan dokter sebelum menjalani tindakan bedah.
Kesimpulan
Keloid adalah bentuk penyembuhan luka yang tidak normal dan dapat mengganggu secara fisik maupun emosional. Meski tidak berbahaya, penanganannya sering kali memerlukan kombinasi berbagai terapi untuk mencegah kekambuhan. Konsultasikan dengan dokter, terutama spesialis bedah plastik, jika Anda memiliki keluhan atau ingin mengobati keloid.
Referensi:
Departemen Ilmu Bedah FKUI-RSCM. Ilmu Bedah Plastik dan Rekonstruksi. Edisi I. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Comments
Post a Comment
Mohon kritik dsn saran yang membangun dari pembaca